Kisah Inspiratif! Dari Jualan Cilok Pria Ini Raup Omzet Belasan Juta per Bulan, Kok Bisa?

PURBALINGGA – Desa Serang di Kecamatan Karangreja, Purbalingga kini tak lagi menyandang status ‘desa miskin’. Sejak sukses mengembangkan agrowisata Desa Wisata Lembah Asri Serang (D’las), Desa Serang berhasil membawa mengubah statusnya menjadi desa maju dan sejahtera. Bahkan, desa ini pun berhasil dinobatkan sebagai Desa BRILiaN dari BRI pada tahun 2021.

Kemajuan Desa Serang pun membawa dampak terhadap nasib masyarakat sekitarnya. Wanto Priyatno (31) menjadi salah satu warga Desa Serang yang ikut merasakan dampak dari kesejahteraan Desa Serang. Sebelum Desa Serang menjadi desa maju, Wanto bercerita ia bekerja sebagai petani. Sayangnya, pekerjaannya ini tak berjalan mulus. Alih-alih sukses, ia justru kehabisan modal hingga tak bisa melanjutkan usahanya. “(Dulu saya juga) sempat (bertani), tapi modalnya habis, nggak dapat apa-apa. Jadi, awal-awal dulu ikut proyek di Bangka Belitung selama kurang lebih tiga tahun. Terus pulang, menikah, habis nikah, latihan bertani. Tapi malah modalnya habis, nggak dapat apa-apa,” ujar Wanto kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Merasa tak memiliki passion bertani, Wanto akhirnya banting setir berjualan cilok. Awalnya, ia berjualan keliling Desa Serang, namun sayangnya omzet yang dihasilkan masih sedikit. Setelah 4 bulan berjualan keliling, ia pun akhirnya memutuskan untuk berjualan di D’las. “Waktu itu saya belum punya modal buat bikin gerobak, memang sempat keliling cuma sekitar 3-4 bulan. Pas di sini ada acara Festival Gunung Slamet, pas selesai acara, saya dapat potongan-potongan kayu. Itu saya bikin gerobak buat jualan, kurang lebih tahun 2016. Karena sudah punya gerobak, terus masuk ke D’las, ” papar Wanto.

Hadirnya wisata D’las membawa rezeki untuk Wanto. Ia mengaku omzetnya dari jualan ciloknya mulai meningkat. Bahkan, kini ia mulai merambah menu jualan lainnya. “Dari D’Las itu ya sedikit-sedikit mulai ada perubahan, dari yang awalnya hanya jualan cilok, terus sekarang sudah nambah menu jualannya lagi, kayak kentang goreng, terus jamur krispi, ada pentol kuah juga,” ucapnya.

Raup Omzet Belasan Juta Rupiah

Bicara soal omzet penjualan di D’las, Wanto mengungkapkan bisa mencapai Rp 400 ribuan per harinya. Adapun omzet ini meningkat dua kali lipat dari saat ia berjualan keliling. Dengan omzet ini, Wanto bisa meraup pundi-pundi rupiah mencapai belasan juta per bulannya. “Kalau (omzet) sehari, kalau hari-hari biasa ya Rp 300 ribu – Rp 400 ribu, ya mestilah naik turun. Cuman ya paling ada di level Rp 300 ribuan lah,” paparnya. “Kalau (jualan) keliling paling (omzet) Rp 150 ribu sehari. Terus misalkan hari-hari libur juga, ibaratnya naik paling Rp 50 ribu, paling (omzetnya) Rp 250 ribu lah. (Paling rendah omzet kalau keliling) nggak dapet sama sekali, pernah,” lanjutnya.

Berbeda dengan hari biasa, Wanto mengaku jika musim libur Lebaran tiba, omzet yang didapatkan tak main-main. Dalam sehari, ia bahkan bisa meraup omzet hingga Rp 2 juta. “Kalau Lebaran, kalau H+1 sampai H+7 ya di angka Rp 2 jutaan sehari, tapi itu dulu. Waktu dulu kan hanya (jualan) cilok aja, belum banyak kayak sekarang ada pentol kuah, terus ada kentang goreng, dulu kan belum ada,” sebutnya.

Dengan penghasilannya saat ini, Wanto mengatakan kini telah bisa meningkatkan perekonomian keluarganya hingga membeli motor dan mobil pribadi. Namun, kesuksesan Wanto tentunya tak lepas dari bantuan berbagai pihak mulai dari Kepala Desa Serang hingga pihak perbankan. Dalam mengembangkan usahanya, Wanto mengaku pernah meminjam dana KUR dari BRI. Adapun dana ini ia gunakan untuk membangun stand di D’las. “Awal mula ngambil di BRI itu memang buat usaha. Buat beli perangkapan sama bangun stand lagi tapi di luar, bukan di sini, bukan di D’las. Jadi ada satu stand lagi di Serayu. Awal mula kredit Rp 15 juta, KUR. Terakhir (pinjam) Rp 50 juta,” ucapnya.

Wanto pun berharap ke depan D’las dapat semakin berkembang sehingga usahanya dapat semakin maju. Pasalnya, hadirnya D’las telah memberikan dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. “Intinya, dengan adanya D’Las kita perekonomiannya juga jadi terangkat. Terus juga kepada (Kepala Desa Serang) Pak Sugito, juga kita banyak-banyak terima kasih karena berkat beliau, kita bisa jualan di situ, jadi perekonomian kita juga terangkat. Mudah-mudahan D’las tetap maju, dan lebih rame lagi ke depan,” tutupnya.

Sumber: detikFinance

https://finance.detik.com/solusiukm/d-7024881/dari-jualan-cilok-pria-ini-raup-omzet-belasan-juta-per-bulan-kok-bisa

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Facebook
Translate »