39 TAHUN STIEMA: PENUH RASA SYUKUR, SEMANGAT TAK PERNAH LUNTUR

SEMARANG— Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-39, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang (STIEMA) menggelar rangkaian kegiatan yang sarat makna dan nilai historis. Salah satu tradisi yang dijalankan dalam momentum tahunan ini adalah ziarah ke makam para pendiri STIEMA, sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan dedikasi mereka dalam mendirikan dan membesarkan lembaga pendidikan ini.

 

Ziarah dilaksanakan dengan penuh khidmat dan rasa hormat. Rombongan yang terdiri dari jajaran pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, serta perwakilan mahasiswa STIEMA, mengunjungi tiga titik lokasi pemakaman di Kota Semarang (8 Juli 2025) , yaitu Taman Makam Pahlawan, Makam Bergota, dan Makam Sukolilo. Di ketiga lokasi tersebut, mereka memanjatkan doa, menabur bunga, serta merenungkan kembali perjuangan para tokoh pendiri STIEMA: Muhammad Umar, Willibrodus Sudibya, Hadisuyono, dan Sunarso. Ziarah ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga momentum reflektif untuk menghargai warisan nilai-nilai perjuangan, integritas, dan visi besar yang telah ditanamkan sejak STIEMA berdiri 39 tahun yang lalu.

 

Usai ziarah, kegiatan dilanjutkan dengan acara tumpengan yang digelar di lingkungan kampus sebagai simbol rasa syukur atas perjalanan panjang STIEMA dalam dunia pendidikan tinggi. Suasana tumpengan berlangsung hangat, sederhana namun penuh makna, mempererat kebersamaan seluruh civitas akademika yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, Dr. H. MA. Warsono, S.H., M.Hum., selaku Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Akademi Koperasi Semarang (YAPENKOP SEMARANG), menyampaikan kilas balik sejarah berdirinya STIEMA. Ia mengisahkan bagaimana kampus ini berawal dari semangat koperasi, tumbuh di tengah keterbatasan, namun tetap teguh pada cita-cita luhur untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan ekonomi.

 

Dr. Warsono menyampaikan bahwa STIEMA berdiri atas semangat pengabdian, gotong royong, dan komitmen membangun SDM yang unggul. Menurutnya, di usia ke-39 ini, STIEMA telah menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tidak hanya bertahan, tetapi terus berkembang dan berinovasi mengikuti dinamika zaman. Cerita sejarah tersebut memberikan semangat baru bagi seluruh peserta yang hadir, terutama generasi muda yang menjadi bagian dari perjalanan STIEMA ke depan.

 

Puncak acara tumpengan ditandai dengan pemotongan tumpeng secara simbolis oleh tiga pimpinan penting dalam sejarah dan pengelolaan STIEMA, yakni Dr. H. MA. Warsono, S.H., M.Hum., selaku Ketua Pembina YAPENKOP SEMARANG, Dr. Wanuri, S.E., M.M., selaku Ketua Pengurus Harian YAPENKOP SEMARANG, dan Dr. Cahyani Tunggal Sari, S.E., M.A., M.M., selaku Ketua STIE SEMARANG. Potongan tumpeng pertama diserahkan kepada dosen senior sebagai bentuk penghormatan terhadap dedikasi dan kontribusi yang telah diberikan selama ini.

 

Dies Natalis ke-39 bukan hanya selebrasi, tetapi juga menjadi momen refleksi kolektif bagi STIEMA untuk terus meneguhkan komitmennya sebagai institusi pendidikan yang adaptif, berkarakter, dan siap menjawab tantangan masa depan. Dengan semangat kebersamaan dan warisan nilai luhur dari para pendiri, STIEMA bertekad melangkah lebih jauh menuju transformasi yang berkelanjutan.

 

Selamat ulang tahun ke-39 untuk STIE Semarang. Semoga semangat perjuangan dan pengabdian yang diwariskan para pendiri senantiasa menyala dalam setiap langkah menuju STIEMA yang lebih unggul dan berdampak.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Facebook
Translate »